Sabtu, 05 September 2015

SEJARAH SENI RUPA

Kali ini saya akan memposting tentang sejarah seni rupa, ini adalah postingan pertama saya. Semoga postingan saya ini bisa bermanfaat buat kalian yang mau menambah ilmu pengetahuan tantang seni rupa. 


SEJARAH SENI RUPA DI DUNIA


PENDAHULUAN

Kata Art (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai seni. Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya.


Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.

Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.

Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya (craft).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.

SEJARAH SENI RUPA

Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:

  • Seni Rupa Zaman Prasejarah

Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada dinding-dinding goa.



Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.

Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan babi hutan.


  • Peradaban Bangsa-bangsa Kuno

Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya.

Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi. 



Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia. Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya. Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.


  • Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan

Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki pengaruh yang sangat besar.


  • Seni Rupa Zaman Renaissance


Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai bidang keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai pertentangan serta penemuan dalam bidang-bidang keilmuan.  Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya karena penemuannya bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai gereja.


Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.


  • Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko

Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke seluruh daratan Eropa.

Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa.



Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.


  • Seni Rupa Abad ke-19

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo klasisme dalam seni lukis dan seni patung.

Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke-19 ini adalah sebagai berikut:

  1. Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism, simbolisme, munumentalisme, dll. 
  2. Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara umum. 
  3. Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran. 
  4. Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.

Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang dianutnya adalah sebagai berikut:

Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-1825)   
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll 
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll. Realisme  : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll. Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dllEkspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll. 

  • Seni Rupa Abad ke-20

Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat baru dalam bidang seni rupa.
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn pelukis Wassily Kadinsky.


SEJARAH SENI RUPA DI INDONESIA


1. Seni Rupa Pra-Sejarah

Dilihat dari segi arkeologis, seni rupa zaman pra-sejarah di bagi mulai dari zaman batu, zaman logam dan zaman batu besar.
-Zaman batu
Karya seni rupa yang ditemukan meliputi seni bangunan, seni kerajinan, seni lukis, seni patung. Semua karya masih kurang sempurna mengingat alat dan bahan masih sangat sederhana serta pengetahuan manusia masih terbatas. 
-Zaman Logam menghasilkan kerajinan dari perunggu seperti genderang, kapak, bejana, dan patung, pada saat itu manusia mampu membuat ornamen berbagai corak seperti corak monumental, dongson, dan chou akhir.
-Zaman Megalithikum 
Peradaban manusia lebih maju dengan bertambahnya pengetahuan, terlihat dari hasil karya yang semakin bervariasi. Contohnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, Punden berundak dan Arca.
Seni rupa pada masa pra-sejarah memiliki ciri-ciri yang besifat sakral, profan, tradisional, feodal, dan terbuka.

2. Seni Rupa Hindu Budha

Manusia sudah memiliki keahlian dalam bidang pertanian, membuat senjata, menuang logam, membuat bangunan, sistem ukur, navigasi, dan sistem pemerintahan. Dalam bidang seni sendiri, pada zaman hindu-budha bangsa Indonesia telah mengembangkan beberapa kerajinan, diantaranya batik, wayang, gamelan, dan seni pahat yangt dipengaruhi budaya India. Karya seni yang dihasilkan berupa bangunan candi, pura, dan puri, seperti candi borobudur, prambanan, badut, tikus dll. 

a. Hiasan Arsitektural yakni hiasan yang bersifat 3 dimensi yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll

b. Hiasan bidang ialah hiasan bersifat dua dimensi yang terdapat pada dinding/bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita candi Hindu yakni Mahabarata dan Ramayana
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan

3. Seni Rupa Islam

Perkembangan seni rupa islam berbeda dengan perkembangan pada zaman hindu-budha yang tahap perkembanganya dapat dibagi berdasarkan segi politik dan kebudayaan, karena hal tersebut sulit di terapkan dalam islam. Agama islam dibawah oleh para pedagang dari India, Persia dan China, yang menyebarkan ajaran islam sekaigus memperkenalkan kebudayaan masing-masing sehingga muncul akulturasi budaya. Agama islam diperkenalkan oeh para mpu sebagai sarana untuk mengapdi kepada raja/sultan, sedangkan para Wali berperan dalam mengembangkan  seni di masyarakat dengan media dakwah. Seni rupa pada zaman islam memiliki ciri sebagai berikut:

-Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
-Bersumber dari kesenian pra Islam (seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
Karya seni rupa yang dihasilkan pada zaman islam meliputi:

a. 
-Masjid, pembangunan masjid masih dipengaruh hindu yang terlihat pada bagian atas masjid dengan bentuk limas bersusun ganjil. contohnya atap masjid Agung Demak dan Masjid Agung Banten.
-Istana/ keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja sekaligus pusat pemerintahan, serta kegiatan agama dan budaya. 
-Makam, pengaruh seni prasejarah tampak pada bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup.

b. Seni Hias dan  Seni Kaligrafi
Seni hias islam mempunya ciri tersendiri, yakni dengan menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, yang kemudian dibuat stilasi (digayakan) atau deformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh–tumbuhan. Seni Hias yang kemudian diterapkan pada seni kaligrafi. Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah, yang dalam agama Islam menggunakan bahasa arab yang disebut dengan "Khot" sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. 
-Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
-Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
-Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan

4. Seni Rupa Modern

Seni rupa modern indonesia terbagi atas beberapa masa, yakni:

a. Masa Perintis Seni Rupa Baru Indonesia
Raden Saleh(1811 -1880) adalah tokohnya, orang pribumi yang mampu melukis dengan gaya barat, baik dari segi alat, media maupun teknik dengan penggambaran yang natural. Raden Saleh banyak mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag.
Karya-karya Raden Saleh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 
-Bergaya natural dan romantisme
-Kuat dalam melukis potret dan binatang
-Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
-Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang   

b. Masa Seni Lukis Hindia Molek (1920-1938)
Julukan "Hindia Molek" diberikan oleh S.Sudjojono karena yang dilukiskan hanya keindahan alam saja. Setelah kematian Raden Saleh yang hampir setengah abad, Indonesia mengalami mati suri dalam perjalanan seni rupa yang akhirnya memberikan dampak: Dampak  negatif karena dianggap mengalami kemunduran dengan jumlah seniman yang sedikit dan penyempitan tema yaitu terbatas pada keindahan alam. Dampak  positif  yakni banyak pelukis yang  melukiskan keindahan alam Indonesia, otomatis  mengangkat nilai apresiatif (penghargaan) terhadap  keindahan  alam Indonesia yang  sangat  dikagumi oleh  seniman  pribumi  dan eropa.

c. Masa Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia)
Tujuan dari kelompok persagi adalah untuk mencari corak seni yang baru, pemahaman melukis  tidak  hanya  pemandangan sawah, sungai, pantai dan gadis cantik.  artinya membuat karya seni sesuai  dengan realita  yang ada tanpa membaguskan objek. Tokoh yang aktif sekaligus penggerak Persagi adalah S. Sudjojono, melalui tulisan-tulisannya yang dimuat di majalah dan surat kabar. Seni lukis sebagai salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dengan sendirinya seharusnya  mengungkapkan  corak yang cocok  dengan watak  bangsa itu dan menganjurkan kepada para pelukis untuk mempelajari kehidupan rakyat jelata di kampung-kampung dan di desa-desa.Tokoh lainnya seperti Otto Djaja, Suromo, G.A. Soekirno.

d. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan jepang, seni rupa tidak begitu terlihat perkembangannya. Hanya saja pada saat itu Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO, Lembaga Kesenian Indonesia–Jepang yang pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda Jepang. Kemudaian tahun 1943 Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur mendirikan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan budaya. Tokoh utama pada masa ini antara lain:
S. Sudjojono, Basuki Abdullah, Emiria Surnasa Agus Djajasumita, Barli dan Affandi.

e. Masa Pendirian Sanggar-sanggar
Pertumbuhan seni rupa berjalan terus hingga tahun 1950 dengan munculnya lembaga pendidikan kesenian formal seperti Akademi Seni Rupa (ASRI) Yogyakarta dan Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar bagian Seni Rupa ITB. Sekitar tahun 1975, muncul karya - karya seni rupa baru yang tidak lagi dapat disebut sebagai seni lukis dalam arti umum dan merupakan sikap pemberontakan terhadap kemapanan seni dan seniman yang ada. Ha tersebut disambut dengan tanggapan kurang positif, bahkan cemoohan oleh para seniman, masyarakat dan pemerhati seni. Karya-karya seni rupa baru cenderung bersifat eksperimental atau memberi pengalaman baru dari apa yang telah ada dengan maksud memenuhi tuntutan zaman dan situasi yang berkembang. Seniman dalam grup ini adalah Harsono, Nanik Mirna, Siti Adiyati Subangun, Ris Purwono, S. Prinka, Bonyong Munni Ardhi, dan Jim Supangkat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar